SINOPSIS Reunited
Worlds Episode 12
Sumber gambar: SBS
Hae
Sung bertemu dengan Hae Chul dan Gong Joo. Gong Joo terus bersembunyi dibalik
punggung ayahnya meskipun Hae Sung terus meledeknya. Hae Chul cuma tersenyum,
dia memberitahukan kalau sekarang dia bekerja di restoran sup di Seoul. Yah,
meskipun gajinya belum seberapa.
Hae
Sung sungguh senang mendengarnya. Gajinya pasti akan bertambah seiring
berjalannya waktu. Dia kembali meledek Gong Joo, ayahnya sebentar lagi
mendapatkan pekerjaan. Dia pasti senang karena akan tinggal bersama ayahnya.
Gong
Joo muncul dari persembunyiannya dibalik punggung Hae Chul. Hae Sung terkejut
melihat poninya pendek seperti Jung Won. Ia menggendong Gong Joo dengan
senangnya. Apa dia menirukan gaya rambut Bibi?
“Aku
ingin terlihat cantik seperti bibi itu, tapi aku tidak secantik dia.”
“Astaga,
itu tidak benar. Gong Joo kau jauh lebih cantik darinya. Dia sangat jelek waktu
masih kecil dulu. Paman bahkan tidak sanggup melihatnya karena dia sangat
jelek. Dia juga pemarah.”
Gong
Joo menoleh dan menyapa Jung Won yang berdiri tak jauh dari sana. Hae Sung tercengang
kaget.
Dalam
perjalanan, Jung Won masih terus ngomel tidak suka. Apa dia pemarah? Apa perlu
dia menunjukkannya?
“Jung
Won, aku salah. Jung Won.”
Mereka
berkumpul untuk merayakan pengangkatan Ho Bang dan kepindahannya ke Seoul. Ho
Bang tak bisa menanggalkan senyumnya saat menyebut dirinya sebagai Detektif
Unit Kejahatan Berat. Dia meminta Jin Joo untuk bersulang dengannya.
Jin
Joo menolak, lagian disana masih ada Tae Hoon. Tae Hoon menolak dan menyuruh
Jin Joo melakukannya. Yang lain pun sepakat dan menyemangati Jin Joo untuk
memimpin bersulang.
Dengan
malas, Jin Joo mengucapkan selamat padanya. Dan berharap dia bisa berhati-hati.
Mereka bersulang merayakan hari bahagia ini. kemudian mereka pun bermain game
dengan hukuman meminum bir.
Semua
kelihatan bahagia. Jung Won melirik Hae Sung dengan sebal. Hae Sung yang
tertawa pun buru-buru diam.
Hae
Sung pergi ke toilet. Dia melihat selebaran festival kembang api. Festival itu
ternyata masih ada sampai sekarang. Jin Joo yang keluar dari toilet menyuruh
Hae Sung untuk tak mengajak Jung Won kesana. Itu tidak akan berhasil. Ajak dia
melakukan yang lain.
“Kenapa?”
“Aku
sudah mengajaknya beberapa kali. Dia bilang dia tidak suka kembang api. Dia
tidak suka karena kembang api hanya bercahaya sebentar, kemudian menghilang. Kalau
kau ajak dia, kau hanya akan diomeli olehnya.”
Hae
Sung mengingat kenangan masa lalunya. Dia sedang bermain basket, begitu kembali
mengambil tasnya, ia melihat ada brosur yang ditinggalkan Jung Won dan
diatasnya terdapat sebuah note.
“Hae Sung, aku paling suka kembang api. Kalau
ada sesuatu yang menjadi permulaan dunia ini, itu pasti kembang api. Dia muncul
entah dari mana, seperti kembang api. Aku suka melihat kembang api yang muncul
secara tiba-tiba di langit gelap. Kita harus datang ke festival ini. Oh, ya.
Jangan lupa bawa pemutar musikmu, ya. Ayo kita melihat kembang api sambil
mendengarkan lagu. Dari Jung Won.”
Tapi
sayangnya, Hae Sung tidak bisa datang ke festival itu karena 10 hari kemudian,
dia meninggal dunia. Hae Sung tetap menyimpan brosur festival itu. Jung Won
datang menghampirinya.
Besok,
Hae Sung mengajak Jung Won untuk datang ke restoran tempat Hae Chul bekerja.
Dia ingin mengucapkan selamat. Jung Won pun mengiyakan, masih dengan tampang
datar. Hae Sung mengatainya yang masih pemarah.
“Kenapa
kau masih melihatku padahal aku ini jelek?” gerutu Jung Won.
Hae
Sung tersenyum memandanginya. Tae Hoon memanggil mereka untuk foto bersama. Hae
Sung pun meninggalkan Jung Won untuk menemui yang lain. Jung Won menoleh ke
arah brosur festival, dia tampak sedih.
Hae
Chul sedang bekerja di restoran dengan giat. Seorang pria datang menemui
pamannya yang menjadi pemilik restoran sup itu. Pria itu mengenali Hae Chul, ia
memberitahukan pada Pamannya kalau Hae Chul ini terkenal di Chungho. Hae Chul
membungkuk hormat, dia meminta maaf karena tak mengenalinya.
“Tidak,
tentu saja kau ingat aku. Paman, dia dan teman-temannya sering memukuliku dan
mengambil uangku.”
Hae
Chul meminta maaf kalau dia memang pernah menyakitinya. Pemilik Restoran pun
meminta Hae Chul untuk melanjutkan saja pekerjaannya. Pria tadi masih tak terima,
dia menyuruh pamannya untuk memecat Hae Chul. Kakaknya itu pembunuh!
Bertepatan
saat itu, Jung Won masuk ke restoran dan Hae Chul membanting buku menunya. Ia
tak terima kakaknya disebut pembunuh. Memangnya dia melihat kalau kakaknya
membunuh? Kakaknya bukan pembunuh. Tak masalah kalau dia menghinanya, tapi
jangan menghina kakaknya. Minta maaflah padanya!
“Kenapa
aku harus minta maaf? Aku memanggilnya pembunuh karena dia memang pembunuh.”
Jung
Won buru-buru menghampiri Hae Chul dan berusaha menenangkannya. Namun pria itu
terus memprovokasinya dan mengatai kakaknya sudah mendapatkan karma. Tak terima,
Hae Chul mengangkat kursi dan membantingnya ke meja.
Bertepatan
saat itu juga, Hae Sung sampai disana dengan membawa kue. Dia berteriak
menyuruh Hae Chul untuk berhenti. Kemarahan Hae Chul sudah membuncah, dia
membanting celemeknya dan pergi darisana.
Hae
Chul menendang tong sampah dengan geram. Hae Sung mengejarnya, dia memarahinya
yang sudah membuat masalah dihari pertamanya bekerja. Untuk apa dia bekerja
kalau begitu? Kalau dia terus begini, jadi preman saja sana!
Jung
Won menyuruh dia untuk berhenti. Hae Sung masih marah, dia menuntut Hae Chul mengatakan
alasannya berkelahi. Apa dia tak malu dengan putrinya?
Hae
Chul tak bisa menjawab dan kembali menendang tong sampah lalu pergi. Jung Won menyuruh
Hae Sung untuk berhenti. Untuk apa juga dia membawa-bawa nama Gong Joo. Hae Sung
heran, memangnya apa yang ia lakukan salah? Hae Chul bahkan tak bisa mengatakan
alasannya berkelahi. Untuknya, berkelahi mungkin segalanya.
“Cukup.
Kau tidak tahu masalahnya. Mereka bukan lagi anak-anak yang ada dalam ingatanmu
dulu. Jangan kau kira kau tahu segalanya soal mereka.” ujar Jung Won kemudian
pergi.
Young
In kesulitan mendorong kardus besar tanpa menggunakan troli. Tae Hoon
membantunya dan heran kenapa dia tak menggunakan troli. Young In mengatakan
kalau trolinya ada di toko lain.
Tae
Hoon mengajaknya untuk makan siang bersama. Young In tak enak saat melihat
teman-temannya terus memperhatikan mereka. Ia pun menolak halus, tidak usah
repot-repot. Tae Hoon tak memperdulikannya dan mengajaknya untuk makan siang
bareng jam 1 nanti.
Tae
Hoon pergi mendorong gardus yang dibawa Young In. Teman-teman Young In langsung
merubungnya, dia kelihatan dekat dengan Wakil Presdir, apa dia saudaranya?
Young
tersenyum kikuk, “Dia hanya teman kakakku.”
Jung
Won terburu-buru menemui Ho Bang yang kelihatan kacau. Dia bertanya ada apa
lagi dengan Jin Joo. Ho Bang mengatakan kalau semalam Jin Joo melakukan kencan
buta. Dia tak pulang semalaman.
Jung
Won menghela nafas dalam. Itu alasannya meneleponnya terus? Kalau begitu, Jung
Won akan menanyakan langsung pada Jin Joo. Ho Bang melarangnya. Jung Won
semakin heran, bukankah lebih baik tanya langsung padanya?
“Aku
terus berpikir ingin menelponnya, tapi aku tak bisa melakukannya. Aku takut dia
sedang bersama cowok yang dia temui kemarin.” Ho Bang galau.
Hae
Sung datang ke kafe juga dan mendengar pembicaraan mereka berdua. Dia pun
memutuskan untuk menunggu diluar. Ho Bang bertanya, kenapa Jung Won tidak
datang bersama Hae Sung?
“Hae
Sung mau ke sini?”
“Kau
tahu 'kan bagaimana Hae Chul membuat kerusuhan di restoran sup itu? Dia mau aku
membantunya. Jadi kami akan membicarakan soal itu. Aku sudah bertemu dengan
pemiliknya dan memohon agar dia menarik gugatannya. Aku mengganti kursi dan
gelas yang dihancurkan Hae Chul.”
Jung
Won memuji Ho Bang yang bersikap layaknya pria. Hae Sung juga tersenyum, ia
berterimakasih padanya. Ho Bang dengar kalau Jung Won disana saat kejadian
berlangsung. Katanya, mereka bertengkar karena Hae Sung.
Jung
Won membenarkan. Ada yang kenal dengan Hae Chul kemudian menuduh kakaknya
adalah pembunuh. Tapi, Hae Chul bilang kalau Hae Sung tak membunuh dan bertanya
apakah dia melihat kakaknya membunuh. Begitulah awalnya.
Ho
Bang pun bisa mengerti sekarang kenapa Hae Chul tak bisa mengatakan pada Hae Sung
alasannya bertengkar. Itu pasti akan membuatnya sedih. Dia difitnah membunuh
selama 12 tahun, kemudian membuat adik-adiknya menderita. Kalau dia tahu, pasti
dia akan sangat sedih.
Hae
Sung mendengar semua pembicaraan mereka. Ia memukul kepalanya sendiri dan
mengatainya bodoh. Jin Joo heran melihat Hae Sung sedang menyakiti dirinya
sendiri. Ada apa dengannya?
Hae
Sung terkejut melihatnya datang kesana. Jin Joo mengatakan kalau Ho Bang salah
kirim pesan padanya. Ho Bang mengajak Jung Won untuk bertemu dan mengatakan
kalau dia membuat masalah. Dia penasaran makanya dia buru-buru kembali ke
Seoul.
“Memangnya
kau dari mana?”
“Kemarin
malam, aku ke rumah ibuku di Mokpo. Ngomong-ngomong, Masalah apa memangnya yang
aku buat?”
“Apa
kau kemarin kencan buta?”
Jin
Joo terkejut, bagaimana dia bisa tahu. Hae Sung tersenyum, dia mengajak Jin Joo
untuk pergi darisana. Biarkan Ho Bang dan Jung Won bicara berdua, biar dia yang
memberitahukan masalahnya.
Hae
Sung kemudian menemui Hae Chul yang kini bekerja di tempat cucian mobil. Mereka
berdua duduk sambil meminum soda. Hae Sung mengucapkan terimakasih. Hae Chul
masih dingin, untuk apa?
Terimakasih
karena sudah mempercayainya. Maaf karena sudah meneriakinya tanpa tahu
alasannya. Hae Sung berjanji akan menemukan pelaku yang sebenarnya. Seperti
itulah yang akan ia lakukan untuk mereka.
Pemilik
tempat cucian berteriak memanggil Hae Chul karena ada pelanggan. Hae Chul dengan
semangat kembali bekerja. Hae Sung senang melihat adiknya bisa mendapatkan uang
dengan cara yang benar.
Hae
Sung membetulkan lampu yang ada di rumah Jung Won. Jung Won menyilangkan tangan
didepan dada. Sepertinya, Hae Sung tak tahu kalau lampu rumahnya mati. Jadi,
seharusnya dia punya alasan lain datang ke rumahnya.
Hae
Sung datang untuk minta maaf. Dia marah tanpa tahu yang sebenarnya. Seperti
yang ia katakan, ia tak bisa melakukan apa-apa. Jung Won meralat, bukan itu
maksudnya. Hae Sung menggeleng. Jung Won memang benar, adik-adiknya bukan
anak-anak lagi. Ia tak memikirkan soal itu. Jadi, dia berterimakasih karena
Jung Won sudah mengingatkannya.
“Apa
kau sudah berbaikan dengan Hae Chul?”
“Ya.
Dia sangat dewasa.”
Jung
Won tahu, kan semuanya sudah berubah. Hae Sung mengerti, tapi ada satu yang
belum berubah. Yaitu.. Jung Won. Hae Sung menunjukkan brosur festival kembang
api. Ia mengajaknya untuk datang kesana. Acaranya cuma besok, jadi mereka harus
datang.
Jung
Won mengangguk, dia kira dia tak akan bisa pergi kesana. Hae Sung penasaran kenapa Jung Won berbohong pada Jin Joo dan
mengatakan kalau dia membenci kembang api. Hae Sung merapalkan note Jung Won
dulu tentang bagaimana dia sangat menyukai kembang api.
“Kau
masih mengingatnya?”
“Bagiku,
itu semua seperti ingatan beberapa hari yang lalu. Jadi segala yang terjadi di
antara kita masih terasa segar di ingatanku.”
Jung
Won berharap suasana besok akan membaik. Hae Sung mengikuti ucapannya. Jung Won
tak terima, apa dia sedang menirukannya?
“Apa
kau sedang menirukanku?” tiru Hae Sung lagi.
Seorang
pria bernama Tuan Jang Sang Hyun masuk ke restoran Min Joon bersama rekan
bisnisnya. Dia menyuruh Ji Soo disana untuk memanggil Min Joon. Ji Soo
menatapnya Tuan Jang dengan kesal kemudian memberitahukan Min Joon kalau dia
datang kesana.
Semua
orang sebal mendengar kedatangannya. Namun, Min Joon dengan tenang menemui
mereka. Ji Soo rasanya kesal ingin menghantam Tuan Jang. Sous Chef juga sama
kesalnya, sayangnya, bos mereka tak akan mungkin bertindak begitu. Dia lebih
suka untuk menahan amarahnya.
“Tapi,
memangnya siapa orang itu?” tanya Soo Ji.
“Dia
pernah bekerja sebagai manajer di sini. Suatu hari dia mencuri resep rahasianya
Tuan Cha dan mengambil dua staf dapur saat dia keluar dari sini. Dia lalu
membuka restorannya sendiri, dan sekarang dia dapat banyak uang.” Mereka pun
merutuk karena Tuan Cha terlalu baik menghadapinya.
Tanpa
banyak kata, Min Joon langsung menolak melakukan kolaborasi dengan mereka. Tuan
Jang coba menjelaskan kalau mereka akan membuat bisnis waralaba yang
menghasilkan banyak keuntungan. Min Joon tetap menolak dan mempersilahkan
mereka untuk makan sebelum pergi.
“Jangan
mendendam pada apa yang sudah lama terjadi. Mari bersikap dewasa dan ikutlah
berkolaborasi dengan kami.”
Min
Joon sekali lagi mengatakan kalau dia tak tertarik. Tuan Jang meminta rekan
bisnisnya untuk menunggu sebentar. Dia akan berusaha membujuknya. Ia pun
permisi untuk merokok dulu.
Diluar,
Tuan Jang berpapasan dengan Jung Won. Jung Won memperingatkan kalau mereka
tidak memperbolehkan pengunjung merokok disana. Tuan Jang mengomentari Jung Won
yang masih bertahan disana. Dengan kemampuannya, dia seharusnya sudah dipecat.
Tak
perduli omongannya, Jung Won cuma memperingatkan supaya dia berhenti merokok
disana. Tuan Jang memuji tubuh dan wajah cantik Jung Won. Bagaimana kalau dia
bekerja ditempatnya saja?
Dia
akan menggajinya dua kali lipat. Dia bisa mengundang banyak pengunjung pria. Tapi
kalau didapur, dia sama sekali tak berguna. Kalau dia tidak bisa masak gunakan
wajahmu dan carilah uang.
Tuan
Jang menemui rekannya. Mereka belum juga mendapatkan makanan yang dipesan. Jung
Won datang kesana membawa baskom, ini makanan yang ia pesan. Ia menumpahkan
sampah dibaskom ke kepala Tuan Jang, “Kau adalah orang yang busuk, jadi
makanlah sampah busuk ini.”
Tuan
Jang marah bukan kepalang. Dia menyuruh Min Joon untuk tak menghapus rekaman
CCTV-nya. Mulai sekarang, dia akan membuat hidup Jung Won hancur. Jung Won sama
kesalnya, dia yang bilang kalau ia harus menggunakan wajahnya jika tak bisa
memasak?
Ji
Soo emosi ingin menghajarnya. Min Joon menghalangi dia dan menyuruh yang lain
membereskan sampah yang berantakan. Tuan Jang mengancam akan menuntut Jung Won.
Jung Won mempersilahkan dia menuntutnya, dia akan menuntut balik dengan tuduhan
pelecehan s*ksual.
Min
Joon menyuruh Jung Won untuk kembali ke dapur. Dia bertanya pada Tuan Jang, “Apa
kau bilang barusan kau akan menuntutnya?”
Tuan
Jang tidak akan menuntut Jung Won kalau Min Joon mau berkolaborasi dengannya.
Min Joon menyuruh Tuan Jang untuk menuntutnya sekalian dan.. BUGHK!! Dia menghantam
wajahnya.
Min
Joon mengompres tangannya yang pegal. Jung Won masuk ke ruangannya, ia pun
buru-buru menyingkirkan kompresan itu. Jung Won memberikan daftar barang-barang
yang harus ia beli. Ia meminta maaf karena sudah membuat masalah lagi. Min Joon
tak mempermasalahkannya, toh, dia memukulnya karena dia marah.
“Terima
kasih karena selalu membantuku. Kau membantuku saat aku berdebat dengan ibuku, dan
kau membantuku lagi hari ini. terimakasih.”
“Kalau
begitu, bisakah kau yang membantuku hari ini?”
Mereka
berdua pergi ke perpustakaan. Dengan alasan, Min Joon akan membuat resep baru
jadi dia akan mencari referensi. Jung Won kesulitan saat mengambil buku yang
berada di rak atas. Min Joon tiba-tiba datang membantunya.
Begitu
berbalik, posisi mereka sangatlah dekat. Min Joon bertanya, apa dia sudah
mengumpulkan semua bukunya? Jung Won mengangguk grogi kemudian buru-buru pergi
dari hadapan Min Joon.
“Kau
pasti sering datang ke sini.” Komentar Jung Won.
“Ya.
Aku sudah ke banyak perpustakaan, tapi di sini pelayananya memuaskan dan ada
banyak macam buku juga.”
Begitu
yah, Jung Won senang karena banyak orang disana. Min Joon malah mengaku kurang
nyaman. Soalnya, kadang ada wanita yang memberikan kopi dan semacamnya untuk
dia. Jung Won cuma mengangguk. Min Joon meyakinkan, beneran kok, apa kau tak
percaya?
Mereka
sampai di meja mereka. Min Joon melihat ada kopi yang berada didekat sana. Ia
pun menunjukkannya pada Jung Won dengan bangga. Ia berbisik mengucapkan
terimakasih pada wanita didepannya kemudian meminum kopi itu.
Wanita
itu meletakkan buku yang tengah dibacanya, ia kaget melihat kopinya diminum
oranglain. Kontan Min Joon malu sendiri ditegur wanita itu. Sebagai gantinya,
ia membelikan kopi yang baru untuk wanita itu.
Jung
Won duduk sambil menyembunyikan wajahnya. Saat Min Joon menyentuh pundaknya,
dia tak bisa menahan tawanya lagi.
Seusai
mencari buku, Jung Won menelepon Hae Sung dan mengajaknya bertemu setengah jam
lebih awal. Festivalnya kan jam 9 malam, jadi mereka bisa bertemu jam 8 lebih
30 menit. Min Joon tak sengaja mendengar pembicaraan mereka, tampaknya mereka
berdua sangat dekat.
“Ya,
begitulah. Kami selalu bersama sejak masih kecil. Apa kau sudah pinjam semua
buku yang kau butuhkan?”
“Ya,
kecuali satu. Buku itu tidak boleh dibawa pulang.”
Mereka
kembali ke restoran. Min Joon masuk ke dapur untuk mengambil jamnya yang
ketinggalan. Tanpa sengaja, dia melihat Jung Won yang sibuk membuat sandwitch.
Dia mencicipinya, rasanya cukup enak kok.
Dia
kemudian menemui Min Joon. Ia dengar kalau mereka mendapat pesanan yang cukup
banyak. Tapi ia mau izin pulang cepat. Apa tidak apa-apa? Min Joon bertanya,
jam berapa dia mau pulang?
Jung
Won mau pulang tepat jam 8. Baiklah, Min Joon mengizinkannya. Lagipula, mereka
sudah tak mendapatkan pesanan diatas jam 8 malam.
Hae
Sung menemui Young In untuk mengambil pemutar musik miliknya. Young In
menyimpannya dari dulu. Ia pun memberikannya pada Hae Sung dan buru-buru
kembali bekerja.
Hae
Sung berniat pergi darisana. Tapi tiba-tiba saja, jantungnya terasa sangat
sakit. Ia bediri didepan lift dan berusaha mencari seseorang yang mencurigakan.
Namun sampai rasa sakitnya menghilang, ia tak menemukan siapa-siapa disana.
Seorang
pria keluar dari lift. Didalam ruangan, Ibu Tae Hoon tengah membujuk puteranya
untuk pergi bersama mereka memeriksa kesehatan. Tae Hoon enggan, untuk apa dia
ikut bersama mereka?
Ibu
berkata kalau temannya ingin memperkenalkannya dengan putrinya. Dia ingin
menikahkan mereka. Bertepatan saat itu, pria yang keluar dari lift masuk ke
ruangan Tae Hoon. “Siapa yang mau menikah dengan puteraku? Aku harus memberi
dia pelajaran.”
Ibu
membela putranya, Tae Hoon ini menantu yang sempurna tahu. Tuan Cha tak
memperdulikan rengekan Ibu. Dia mengajaknya untuk cepat memeriksakan diri
kemudian pergi makan. Tae Hoon tersenyum melihat Ibunya menyerah juga.
Hae
Sung masih penasaran, siapa yang membuat jantungnya terasa sakit. Tiba-tiba
Ahjussi berdiri dihadapan Hae Sung. Dengan sedih, ia mengatakan kalau putranya
baru saja meninggal dunia.
Di
restoran, semua orang sedang sibuk bekerja. Sous Chef mengatakan kalau mereka
akan melakukan bakti sosial besok pagi. Jadi mereka harus mempersiapkan semua
barang-barang sebelum pulang malam ini.
Jung
Won terkejut, dia kira kegiatannya dua hari lagi. Sous Chef membenarkan, tapi
ada perubahan ulang. Jadi, tak ada yang boleh pulang cepat malam nanti. Jung Won
menghela nafas panjang.
Ahjussi
tak bisa menahan air matanya melihat kain putih menutup tubuh putranya. Hae
Sung menemaninya. Ahjussi pikir semuanya sudah berakhir, dia sudah menghabiskan
berbulan-bulan disana. Ia berterimakasih pada Hae Sung. Hae Sung yakin kalau
Ahjussi merasa kecewa.
“Sepertinya
aku harus segera kembali. Aku mulai merasa lemah.”
Hae
Sung terkejut, “Apa maksudnya Bapak akan kembali?”
Ahjussi
memberitahu kalau mereka akan kembali ke asal mereka. Hae Sung khawatir,
bagaimana dengannya? Ahjussi tak tahu kapan Hae Sung akan kembali. Tapi dia
sudah melihat beberapa orang ada yang dikembalikan dalam waktu satu bulan.
Jadi,
dia menyuruh Hae Sung untuk melakukan apa yang ia inginkan. Mungkin dia tidak
akan dapat kesempatan lagi. Bukankah dia ingin pergi ke suatu tempat?
Hae
Sung mengaku kalau dia mau menonton pesta kembang api bersama dengan wanita
yang disukainya. Tapi dia tak bisa meninggalkan Ahjussi sendirian. Ahjussi
tidak apa-apa, dia menyuruhnya untuk tetap pergi.
Jam
semakin malam, Jung Won memberanikan diri untuk berbicara dengan Sous Chef
kalau dia sudah ada janji. Dia sudah izin tidak ikut shift malam. Dia janji
akan berangkat lebih awal. Sous Chef melarangnya, kalau dia pergi, siapa yang
akan menyiapkan bahan makanan.
Min
Joon diam, kali ini, dia tak berusaha membantu Jung Won. Jung Won menghela
nafas panjang.
Setelah
beberapa saat, Min Joon rasa persiapan mereka sudah cukup. Dia mempersilahkan
siapapun yang punya kepentingan untuk pulang. Sous Chef menegurnya. Tapi, Min
Joon mengatakan kalau Jung Won sudah izin sejak awal. Mereka semua bisa
mengalami hal yang sama.
Sous
Chef keberatan, mereka belum selesai mengusap udangnya. Min Joon tersenyum
mengajaknya untuk melakukan pekerjaan itu bersama-sama. Dia menyuruh Jung Won
untuk pergi saja. Jung Won sangat berterimakasih atas bantuan Min Joon, dia
berjanji akan berangkat pagi-pagi sekali dan membereskan dapur. Ia yang akan
membuang sampahnya.
Hae
Sung pergi setelah pamit pada Ahjussi. Tapi lagi-lagi, dia merasakan rasa sakit
didadanya. Ia celingukan mencari orang yang mungkin berhubungan dengan
kematiannya. Ia menatap ke arah lift dan merasakan getaran dari sana.
Sayangnya,
semua lift tertutup. Hae Sung pun bergegas menuju ke tangga darurat.
Tuan
Cha dan istrinya keluar dari lift menemui Direktur Song. Direktur Song menyambutnya
dan mengantar mereka menuju ke ruang pemeriksaan.
Hae
Sung sampai juga didepan unit pemeriksaan. Dia merasakan sebuah getaran disana.
Ia berniat masuk, namun begitu melihat jam, jam sudah menunjukkan pukul
setengah 9. Ia ingat kata-kata Ahjussi yang menyuruhnya untuk melakukan apapun
yang ia ingin lakukan.
Hae
Sung ingat janjinya dengan Hae Chul kalau dia akan mencari tahu pelakunya.
Namun Ia juga ingat akan janjinya pada Jung Won. Hae Sung mantap berniat masuk
memeriksa ruang pemeriksaan. Tapi dia malah bersenggolan dengan seorang dokter,
pemutar musik disakunya jatuh.. ia pun teringat akan Jung Won dan memutuskan
untuk pergi ke Festival kembang api.
Jung
Won keluar dari restoran. Dia melihat seorang nenek tengah mengumpulkan sampah
dan memasukannya ke gerobak. Berhubung tanah disana agak menanjak, gerobak itu
menggelinding tak terkendali. Si nenek berusaha mengejak gerobaknya dan Jung
Won berniat membantunya.
Untungnya,
Min Joon datang tepat waktu dan menghadang gerobak itu. Jung Won bisa bernafas
lega. Min Joon pun membantu si nenek untuk mengumpulkan kardusnya. Namun sebuah
mobil meluncur kencang di jalan dan menubruk tubuh Min Joon.
Tubuh
Min Joon terpental ke udara. Jung Won yang ada disana pun terbelalak
menyaksikan kejadian itu secara langsung.
Hae
Sung berlari ke tempat festival, “Jung Won, ini aku. Kalau aku terlambat,
tetaplah di tempatmu. Aku sedang di jalan. Mengerti? Kita harus melihat kembang
apinya malam ini. Jadi mohon tunggu aku.”
Jung
Won ada di rumah sakit. Dia melihat jam disana sudah menunjukkan pukul 9 kurang
sepuluh menit. Perawat meminta tanda tangan dari walinya. Jung Won mengaku
sebagai walinya.
Perawat meminta Jung Won untuk terus mengawasinya dan panggil
mereka kalau pasien sadarkan diri. Jung Won terus memikirkan Hae Sung, tapi dia tak bisa meninggalkan Min Joon sendirian.
Hae
Sung celingukan mencari Jung Won. Tapi dia belum juga menemukan sosoknya,
sampai kembang api meletup di langit, ia belum juga menemukan Jung Won. Hae Sung
sangat sedih, “Jangan dulu. Kumohon, jangan dulu.”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Dilarang copas ya kawan! Happy Reading ^_^